Merindu

26 Mei 2013

time flew too fast, or may be i just too slow to realize that we're grow up day by day. how ever, i miss the so damn much...































masa KKN sudah didepan mata, dan aku merindukan masa-masa sekolah...

Pulang

21 Mei 2013

"home is where your heart belong"

Those words are definitely true. It's about a week which makes me feel so weak. Tidak berada disisinya memang bukan perkara yang mudah. Entah berapa kali harus menumpahkan hujan diujung mata sampai membuka mata dipagi hari dengan degup jantung yang lebih cepat dari biasanya.

But, after a hurricane comes a rainbow. Iya, setelah mengatakan yang memang seharusnya dikatakan, akhirnya sebuah pelukan hangat mendarat mulus. Memenuhi rongga pernapasan ini dengan wangi khas kekasih,membuat sesak bahagia. Dan sering kalimat itu terlontar, hujan turun dan selang beberapa saat pelangi muncul. 

Alhamdulillah, saya pulang.

sore tadi selepas hujan, melihat pelangi bersamanya

Setengah Quotes, Selebihnya yahgitudeh...

16 Mei 2013

"Date with a man who ruin your lipstick, not your mascara"

Well, saya pernah membaca kalimat yang tadi entah dimana. Dan kalimat itu kembali membuat saya berpikir hari ini. Tadi lebih tepatnya sesaat setelah saya mencuci muka dan mengganti baju rumah.

I just lost the most kind boyfie i've ever had. Tulisan ini memang akan mengarah kecurahan hati penulisnya, saya. Kembali ke kalimat awal yang saya miringkan diatas sana. I was date with a man who ruin my lipstick, dalam artian dia itu selalu berhasil membuat saya tertawa. Bahkan disaat tidak ada lagi hal yang perlu ditertawakan. Bilapun kami diam, tetap saja terasa hangat. Kami sering berbicara mengenai berbagai hal. Dan bahagianya seberapa konyol dan bodohnya pun pertanyaan yang saya lontarkan, dia selalu bisa menjawabnya. Kami akan membicarakan banyak hal. Berbicara hingga kami membuat kesimpulan masing-masing. Dia baik. Lelaki yang baik. Sangat baik.

And he was the man who ruin my mascara today. Dalam artian yang sesungguhnya. Iya, dia mampu membuat maskara saya luntur sekejap sebelum dosen public speaking masuk. Bukan dia yang membuat saya menangis. Tetapi dia alasan mengapa saya menangis.

I was the luckiest girl in this universe. Yes, i was. When he was my man.

Tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang. Eh, nggak ding. Apinya bukan dari negara apinya Avatar. Tapi api yang saya sulut sendiri. Bodoh memang, dan kalimat itu sudah sepantasnya saya cari artinya dikamus dan mengulangnya lagi berkali-kali didepan cermin. Bukan dia yang seharusnya mencari arti.

Kehilangan dan menghilangkan itu sama. Sama-sama sakit.  Saya kehilangan dan menghilangkan hal terpenting dalam lini hubungan kami.

Kepercayaan

Lalu apa yang saya dapat? Ialah sepucuk surat yang tidak pernah berani saya kirimkan. Semuanya ada disana. Semuanya. 

Sampai saat ini saya merasa berada dikapal. Saya ini tipe yang mabuk laut. Terombang-ambing dan membuat gemetar. Anggap saja saya berada dikapal, dan obat anti mabuk laut itu dengan cerobohnya saya jatuhkan kelaut. Tenggelamlah dia. Gak kelihatanlah dia. 

Ada banyak hal yang bahkan tidak bisa diwakilkan oleh huruf. Bahkan kalimat. Termasuk perasaan. Baik perasaannya dan juga yang saya punya.

Apapun itu, saya kehilangan. Benar-benar merasa kehilangan. 

Anggap saja hal yang biasa, saat ini saya butuh obat tidur.


teruntuk kamu, lelaki kedua di rumah R 38.

p.s : ada banyak hal kenapa saya membanting stir ke arah reguler. dan kamu salah satu alasannya.

Kehilangan kamu, lagi

14 Mei 2013

Harus berapa kali kita bertengkar, untuk mengerti dalam tenang kita lebih baik. Jauh jauh lebih baik dari saat ini?
Harus berapa kali aku kehilangan, untuk membuat kamu mengerti kalau bersama jauh lebih baik dibanding aku harus menghadapi semuanya sendiri?
Harus berapa banyak kata harus yang terketik agar kamu mengerti kalau aku sekarang kehilang kamu, lagi.

Kehilangan arah lagi, sayang.

Mungkin, masih kemungkinan.

13 Mei 2013

Mungkin, bukan kita yang berbeda.
Bukan sikap, pula sifat.

Mungkin, bukan waktu yang berubah.
Tetapi kita hanya salah melangkah.

Tergelincir pada memori yang salah.
Terpaku waktu oleh lalu.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS