mentari pagi sabtu menerobos retina gadis itu, perlahan ia membuka matanya, menyambut akhir pekannya. seperti pagi yang sudah-sudah, benda pertama yang gadis itu cari ialah handphone yang olehnya diberi nama ony. pagi ini ony menyampaikan kabar digital dari gadis lainnya untuk dibacanya. tak pernah terlintas sedikitpun di otak gadis ini akan membaca kerinduan dari gadis lainnya; perempuan yang menjadi tempat mencurahkan segala kalimat akan harinya.
seakan mendukung, koneksi digitalnya berdegup cepat. memperlihatkan barisan-barisan kata dari sahabatnya, perempuan yang kini jauh darinya. entah lari kemana segala kosa kata yang dimiliki gadis ini, seolah lenyap, menguap seperti embun subuh tadi. pipinya memerah, sudut matanya menggenangkan aliran keegoan. layaknya film yang di putar ulang, pikirannya membawa dirinya pada masa putih abu-abunya. dimana semua terasa ringan karena ia mempunyai telinga yang siap mendengar keluhnya, gembiranya, kecewanya. memiliki mulut yang siap melontarkan pujian, teguran. dan memiliki sepasang tangan yang siap menangkapnya tiap kali ia terpeleset bahkan jatuh sekalipun. Pun ia melakukan hal yang sama.
lebih dari tiga ratus enam puluh lima hari berlalu dan baru hari ini gadis itu merasa malu akan dirinya. akan kekalahan dirinya sendiri. bagaimana bisa ia membiarkan gengsi menguasai dirinya. membiarkan gengsi terkutuk itu menahan hatinya untuk menyapa gadis baiknya. padahal gadis itu tahu dengan benar, ia sangat mengkhawatirkan gadis baiknya yang kini jarak memisahkan mereka. bahkan modernitas tak dapat membuatnya tersadar. mungkin memang benar, ia butuh tamparan yang keras untuk menyadarkannya. dan iya, gadis baiknya melakukannya dengan tepat.
tak butuh hari yang lebih lama untuk mengendapkan perasaan bersalahnya. tak pelak ia meraih ony, kalap menghamburkan kalimat maaf atas kesalahannya. but, she's got no replies from her....
p.s : i made this for you, dear Zsazsa Natasya , a girl who always support me, give a best advice. i'm so sorry for being too selfish. oh yes, thank you so much for this one i really do miss you, perempuan cadel yang baik hati; perempuan yang selalu ku anggap sebagai sahabat :* :')
untuk segala kenangan yang tak mampu kukalimatkan satu persatu , i miss us zsa, i really do...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar