"Date with a man who ruin your lipstick, not your mascara"
Well, saya pernah membaca kalimat yang tadi entah dimana. Dan kalimat itu kembali membuat saya berpikir hari ini. Tadi lebih tepatnya sesaat setelah saya mencuci muka dan mengganti baju rumah.
I just lost the most kind boyfie i've ever had. Tulisan ini memang akan mengarah kecurahan hati penulisnya, saya. Kembali ke kalimat awal yang saya miringkan diatas sana. I was date with a man who ruin my lipstick, dalam artian dia itu selalu berhasil membuat saya tertawa. Bahkan disaat tidak ada lagi hal yang perlu ditertawakan. Bilapun kami diam, tetap saja terasa hangat. Kami sering berbicara mengenai berbagai hal. Dan bahagianya seberapa konyol dan bodohnya pun pertanyaan yang saya lontarkan, dia selalu bisa menjawabnya. Kami akan membicarakan banyak hal. Berbicara hingga kami membuat kesimpulan masing-masing. Dia baik. Lelaki yang baik. Sangat baik.
And he was the man who ruin my mascara today. Dalam artian yang sesungguhnya. Iya, dia mampu membuat maskara saya luntur sekejap sebelum dosen public speaking masuk. Bukan dia yang membuat saya menangis. Tetapi dia alasan mengapa saya menangis.
I was the luckiest girl in this universe. Yes, i was. When he was my man.
Tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang. Eh, nggak ding. Apinya bukan dari negara apinya Avatar. Tapi api yang saya sulut sendiri. Bodoh memang, dan kalimat itu sudah sepantasnya saya cari artinya dikamus dan mengulangnya lagi berkali-kali didepan cermin. Bukan dia yang seharusnya mencari arti.
Kehilangan dan menghilangkan itu sama. Sama-sama sakit. Saya kehilangan dan menghilangkan hal terpenting dalam lini hubungan kami.
Kepercayaan
Lalu apa yang saya dapat? Ialah sepucuk surat yang tidak pernah berani saya kirimkan. Semuanya ada disana. Semuanya.
Sampai saat ini saya merasa berada dikapal. Saya ini tipe yang mabuk laut. Terombang-ambing dan membuat gemetar. Anggap saja saya berada dikapal, dan obat anti mabuk laut itu dengan cerobohnya saya jatuhkan kelaut. Tenggelamlah dia. Gak kelihatanlah dia.
Ada banyak hal yang bahkan tidak bisa diwakilkan oleh huruf. Bahkan kalimat. Termasuk perasaan. Baik perasaannya dan juga yang saya punya.
Apapun itu, saya kehilangan. Benar-benar merasa kehilangan.
Anggap saja hal yang biasa, saat ini saya butuh obat tidur.
teruntuk kamu, lelaki kedua di rumah R 38. |
p.s : ada banyak hal kenapa saya membanting stir ke arah reguler. dan kamu salah satu alasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar