Time flies too fast, or distance that make us separated ?
Kadang-kadang saya bertanya dalam hati. Kenapa Tuhan menciptakan jarak diantara kita?
Beberapa diantara kita menjawab bahwa tanpa jarak segalanya akan terasa sesak (mungkin). Beberapa diantara kita mengatakan diawal dengan lantang bahwa jarak bukan masalah.
Seperti jarak antara bumi dan langit yang berjuta-juta centimeter dan tidak ada satupun dari kita yang memprotesnya. Semua sudah terjadi dengan seharusnya (mungkin).
Beberapa diantara kita dengan lantang mengatakan bahwa jarak bukan masalah yang berarti. Ada sejuta bahkan lebih kalimat yang mungkin pada akhirnya menjadi bumerang bagi telinga kita sendiri.
Alasan jarak yang tidak berarti diawal malah menjadi salah satu alasan terbesar beberapa dari rencana menjadi berantakan.
Ada juga ternyata beberapa dari kita berontak dengan adanya jarak. Yang awalnya menjadi sesuatu untuk diperjuangkan malah menjadi pembenaran akan perpisahan.
Seperti jarak antara bumi dan langit yang berjuta-juta centimeter dan tidak ada satupun dari kita yang memprotesnya. Semua sudah terjadi dengan seharusnya (katanya)
Saya ingin berontak, ingin teriak.
Mempertanyakan kenapa jarak yang mereka bilang untuk diperjuangkan malah kini menjadi sesuatu yang sah untuk dijalani.
Ingin rasanya menjadi belati. Yang ujungnya telah diasah sedemikian rupa hingga bisa mencabik dinginnya jarak diantara kita. Tetapi apalah daya dan kuasa makhluk yang berasal dari tanah ini?
Apakah ini jarak? Ataukah ada yang lebih kuasa darinya? Seperti waktu. Tiga buah jarum yang bergerak teratur membuat langkah-langkah kita menjauh. Jauh. Jauh dan akhirnya tidak terjangkau lagi.
Sekali lagi, ingin rasanya menjadi penjudi. Bertaruh dengan waktu agar melepaskan jarak hingga kita tetap bersama. Sampai saat kecewa tak lagi menghalau pandangan mata kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar