"If time machine were exist, i would go back to that time all over again with you"
Ada yang pernah bilang padaku,
bahwa menulis ialah jalan untuk mengabadi. Iya, itu benar adanya. Juga bahwa
dengan foto pun kita bisa mengabadikan segala momen. Memoriku terbatas. Kadang
hanya mampu mengingat masa biru dan terkadang memerah muda sendiri. Tinta ku
pun mulai pudar. Saat aku ingin menumpahkan kerinduan kisah kita. Memori kecil
ku terhenti pada masa dimana hanya ada lambaian tangan dan sebuah pelukan pada satu larut malam yang terekam.
Kemudian aku kembali menulis.
Karena aku merindu. Rindu untuk tidak lagi berhadapan dengan sekotak besi berlayar yang bisa menampilkan sebuah wajah yang ingin kutemani di sisa hidupnya. Kamu.
Aku pernah bertanya sekali.
Mengapa kita selalu tersenyum bila difoto? Pertanyaan yang akhirnya kujawab
sendiri. Karena kataku, setiap dari kita ingin terlihat bahagia. Benarkah?
Aku ingin selalu bersamamu.
Melewati segala memori bersama. Walaupun harus terhenti pada keharusan untuk berpisah yang katamu hanya sementara dan tidak dapat kupungkiri rasanya menyesakkan, tapi bukan
berarti aku tak pernah bahagia. Bersamamu saja sudah lebih dari cukup.
Tapi manusia hanya bisa
berencana. Toh pada akhirnya Tuhan juga yang mengambil alih. Kita hanya perlu
berdoa, tak lupa untuk mengaminkannya.
Segala syukur kupanjatkan. Karena
sepanjang kisah kita ada begitu banyak tulisan dan foto yang berhasil kita
abadikan. Aku ingin mengabadi, bersama mu. Maka dari itu, aku akan selalu menulis.
Beribu-ribu kalimat untuk kita. Berjuta-juta foto denganmu. Aku ingin
mengabadikan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar