Halo teman-teman, apa kabar? semoga baik-baik saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul 00:07 WITA saat saya mengetik postingan ini. Oh well, it's midnight already but i still awake. Yah, saya baru mendaratkan tubuh ini ke kasur setelah seharian ini bergelut dengan keadaan luar dan dalam yang sungguh, saya sedang bersedih tapi tidak ingin memperlihatkannya.
Siang ini hujan turun lagi di kampus. Ini sudah hari kedua hujan turun. Seakan mewakili perasaanku saja. Mendung kemudian turunlah hujan. Iya, saya sedang bersedih. Sedang galau kalau mereka menyebutnya.
Everybody know me so well alasan mengapa saya galau. Iya, semua orang tau alasannya, tapi tidak satupun yang merasakannya kegalauan ini kecuali saya.
Jujur saja saya malu. Untuk bercerita lewat blog pun begitu. Entahlah.
Kemarin saya meledak. Bom waktu itu telah tiba masanya. Saya berteriak. Tapi dia tidak mendengarkan. Hanya ingin mengikuti kemauan dan egonya saja. Saya selalu merasa tertinggal. Atau mungkin ditangalkan lebih tepatnya? Entahlah.
Menangispun tiada guna. Ah tidak juga. Setidaknya dengan menangis saya berdamai dengan diri saya. Berusaha membujuk diri sendiri. Meyakinkan diri bahwa saya akan baik-baik saja. Mungkin bukan sekarang, mungkin juga bukan besok, atau minggu bulan depan. Tidak ada yang tahu kapan saya benar-benar bisa tersenyum tulus lagi. Oh ya, yakinlah bahwa senyumanku palsu. Sekadar ingin menipu dunia. Saya (tidak) sedang baik-baik saja.
Hati saya patah. Entah untuk kali keberapa. Saya menangis. Juga entah untuk kali keberapa. Berkata "sudahlah, semua ada hikmahnya"-pun masih berusaha saya nikmati.
Saya hanya tidak ingin terus menerus menjadi pembohong. Berkata bahwa dia yang aku percayakan akan hati ini bisa membuatku tersenyum. Inginku sebenarnya tidak terlalu berat. Tak seberat bacaanya. Yang diinginkan setiap perempuan ialah perhatian. Untuk saya, perhatian itu tidak perlu besar. Dan janji yang terucap pun belum sempat di wujudkan. Guntur menyambar.
Mungkin sudah saatnya saya bangun. Beranjak dari tempat tidur. Tidak lupa merapikan tempat tidur. Siapa tau nanti saya ingin tertidur lagi.
Lelah ini pun tiada lagi terasa. Pegalnya sudah membiru. Melebamkan jiwa. Oke, berlebihan memang.
Saya tidak tahu waktu akan membawa kemana perasaan ini. Yang saya tahu, saya selalu berharap; seperti sms saya tadi malam- semoga kita menjadi kekasih yang saling mencintai, bukannya saling menyakiti.
Saya mau tidur. Dalam artian sebenarnya. Walaupun saya sedikit berharap, esok kelopak mata ini tidak semakin mengecil,karena hujan deras dari sudut mataku.
Selamat malam, hati yang berserakan. Semoga saja lem nya segera ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar