Ku harap kamu tidak capek membacanya

6 Jun 2013

Belakangan ini otak saya semakin dipenuhi oleh banyak kalimat. Mereka serasa berlari dan berputar terus-menerus. Berotasi mungkin. Seandainya otak bisa ngomong, mungkin dia juga mau bilang kalau dia juga capek.

Iya, saya pun sedang capek. Untuk berpikir, menjalani rutinitas, ini dan itu. Menghadapi padatnya jalanan kota Makassar yang entah mengapa makin hari makin membuat capek saja.

Dulu, kalau saya capek dia selalu ada. Bersedia menanggalkan kegiatan yang sedang dia kerjakan. Untuk beberapa saat saja tentunya. Karena tidak mungkin dia akan meninggalkan semuanya hanya demi mendengar keluh saya. People changes, it's sweetly natural. Dia pun seperti itu.

Mungkinkah dia juga sudah mulai capek? Capek sama saya, sama semua. Atau mungkin saya yang capek? Capek untuk mengerti kalau saya harus mengerti. Capek memaklumi dan harusnya memang memaklumi. Karena dari awal dia sudah memberikan pemberitahuan.

Tetap saja saya capek. Capek untuk berjalan kaki sendiri, memakai headset mendengarkan lagu mellow kemudian berganti dengan aliran yang lebih ngebeat tapi tetap saja saya capek. I need somebody to share on. 

Bisa saja kita perlu menyamakan lagi persepsi mengenai rasa sayang yang kita pegang dalam hubungan ini. Sayang seperti apa? Apakah seperti mengerti bahwa tidak akan ada yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh salah satu pihak? Ataukah seperti mengerti kalau memang apa yang telah disukai ataupun orang-orang yang lebih membuat nyaman itu selalu dinomer satukan? Atau mungkin kita harus membuat artian baru dari rasa sayang itu menjadi tidak ada yang memaksa untuk selalu bisa ada disaat yang paling dibutuhkan sekalipun?

Saya capek. Benar-benar capek. Too tired to explain. 

Kenapa? Karena sudah seharusnya saya capek. Bahkan untuk mengerti diri sendiripun saya mulai capek. Padahal saya sadar betul, kalau tidak ada yang akan menyayangi dirimu seperti kamu menyayangi dirimu sendiri. Sebut saya cinta diri. Karena saya memang mencintai diri saya. Dan saya masih capek, juga memilih diam sampai kamu mengerti kenapa saya capek.

5 komentar:

  1. Langsung ka' capek baca ki. Kodong turut berduka cita ka' deh buat Ame yangsedangmerasasendiri.
    Capek sama sedih nyampur semua di sini :D

    BalasHapus
  2. iye kak, bahagiaku masih ada yang perhatikan ka' *eyyak*

    BalasHapus
  3. Hahaha. Mungkin ada ji yang perhatikan ki', adik. Cuma mungkin tidak menunjukkannya dengan cara yang kita mau.
    *eyyak*

    BalasHapus
  4. Amin *eyyak*
    Mulai aneh -___-

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS