Tampilkan postingan dengan label my silly mind. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label my silly mind. Tampilkan semua postingan

Lupa Untuk Berbahagia Sendiri

29 Agu 2018

Mungkin kadang kita lupa untuk berbahagia sendiri
Mungkin karena kita sibuk untuk membahagiakan orang lain
Atau bisa jadi karena kita terlalu fokus untuk mengejar kebahagiaan itu sendiri

Apakah kamu bahagia?
Apakah aku bahagia?
Apakah kita berbahagia?

Kita mencari pada setiap literatur mengenai makna kebahagiaan itu
Kita mencari pada setiap detik yang berlalu untuk merasakan kebahagiaan itu
Kita mencari pada setiap inci langkah yang ditempuh untuk menemui kebahagiaan itu

Lalu

Ternyata, kebahagiaan itu tidak kunjung datang
Tidak kunjung mengapung dipermukaan pertanyaan kehidupan
Tidak lantas menyeruak juga rupanya dari helaan nafas, tetesan air mata, serta senyum yang kita kembangkan

Mungkin saja kita hanya lupa untuk berbahagia sendiri
Dengan kebahagiaan itu
Yang ada pada diri kita sendiri

If life is a rollercoaster...

26 Jul 2017

Assalamualaikum, halo apa kabar kalian?

I wish everything is fine.

Oke, seperti yang kita ketahui belakangan ini selain musim pernikahan (I mean buat saya bulan ini kayak wedding marathon. Like literally tiap minggu ada undangan kondangan (oke, ini agak nda penting sih sebenarnya hehe) ), juga sedang musim maraknya pemberitaan mengenai tindakan bunuh diri di media (mau yang media mainstream ataupun media sosial).

Mulai dari berita si mantan pacarnya selebgram yang meninggal karena bunuh diri (tapi ini masih simpang siur sih. Ada yang bilang Alm. meninggal karena bunuh diri, ada juga yang bilang karena sakit) , sampai berita kakak adik yang bunuh diri dengan cara melompat dari beranda apartemennya. Well, berbicara mengenai tindakan bunuh diri memang bukanlah hal yang baru di dunia ini. Tapi tetap saja terasa/ terdengar miris (at least ini buat saya pribadi).

Kita semua tau, dan saya rasa kita semua paham kalau life is like riding a rollercoaster. We got our heart beat so fast when we going up, and we can’t catch our breath when the rollercoaster going down in a high speed. Jadi kurang lebih seperti itu, atau simpelnya seperti perkataan orang-orang, kalau kehidupan itu seperti roda yang berputar. Kadang kita diatas, kadang juga dibawah.

Menurut saya pribadi, kita semua pasti pernah, paling tidak sekali saja, dalam hidup ini berada di lowest point on life. Kita pernah berada di bawah roda. Entah roda kehidupan itu sedang menggilas kita dengan cepatnya. Entah ukuran roda kehidupan itu segede gaban sampai kita tiba kepada titik depresi atau titik tidak mempunyai semangat untuk hidup lagi.

Kalau dari hasil seluncuran saya di search engine bernama google, dalam studi psikologi mengatakan bahwa ketika kita merasa depresi maka keinginan untuk bunuh diri sebagai bentuk penyelesaian masalah itu sangat besar persentasinya. Tapi yang menarik buat saya ketika berseluncur di ombak bacaan jaringan internet tadi ialah pandangan dari DR. Kartono Kartini yang menyatakan bahwa salah satu tipe dalam bunuh diri ialah tipe bunuh diri sebagai komunikasi.

Komunikasi buat saya ialah sebuah kebutuhan primer dari setiap individu. Baik yang memiliki karakter introvert maupun extrovert. Komunikasi bagai sebuah kebutuhan yang layaknya dipenuhi oleh setiap individu. Baik dalam bentuk komunikasi langsung ataupun yang membutuhkan media sebagai perantara. Bila mengaitkan antra pandangan DR. Kartono Kartini yang mengatakan bahwa bunuh diri menjadi salah satu bentuk perwujudan komunikasi, maka kita atau dalam hal ini orang-orang maupun kerabat dari orang-orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dapat dikatakan sebagai seorang komunikan dan pelaku bunuh diri itu sendiri sebagai seorang komunikator.

Saya ingat dengan jelas dalam satu kali pertemuan ketika mata kuliah pengantar ilmu komunikasi, sang dosen mengatakan bahwa ketika proses penyampaian pesan tidak terjadi dengan baik atau terjadi bias dan makna yang diterima oleh komunikan tidak sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator, maka kesalahan sepenuhnya ada pada pihak komunikator.

Tetapi mungkin kita lupa untuk selalu mengadakan pengecualian. Dalam beberapa kasus dalam proses komunikasi, mungkin kita (apabila berada pada posisi komunikan) tidak perlu membebankan kesempurnaan penyampaian pesan dari pihak komunikator. Karena kita sudah sepatutnya menyadari bahwa kita pada dasarnya ialah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan.
Masih menyambungkan opini saya mengenai maraknya kasus bunuh diri dengan pernyataan mengenai bunuh diri sebagai bentuk komunikasi. Di era globalisasi seperti saat ini, dimana media berkembang dengan sangat pesat dan penyebaran serta penyerapan informasi dapat kita rasakan dalam hitungan detik saja. Media, seperti kita ketahui juga disebut dalam proses berkomunikasi. Dengan pemilihan media yang tepat maka proses penyampaian pesan diharapkan juga berlangsung dengan baik. Tetapi (sekali lagi ini opini saya pribadi dan juga ketakutan saya sendiri), saya melihat bahwa media dengan power yang sangat besar ketika telah membuat suatu pemberitaan mengenai bunuh diri menjadi viral, membuat saya khawatir bisa menimbulkan niatan atau memperkuat keinginan seseorang yang tengah digilas roda kehidupan untuk melakukan hal yang sama.
Sepertinya masih segar dalam ingatan saya ketika seorang ayah memutuskan untuk menghentikan nafasnya dan mirisnya lagi ia lakukan di depan publik dengan menggunakan perantara fitur live dari sebuah media sosial. Bila bunuh diri merupakan salah satu bentuk komunikasi, maka pesan yang ingin disampaikan dari komunikator hanyalah berupa kode yng harus komunikan persepsikan sendiri.
Bila bunuh diri adalah salah satu bentuk komunikasi, maka komunikan harusnya merasa malu karena tidak mempraktekkan self disclosure kepada komunikator.
Bila bunuh diri adalah salah satu bentuk komunikasi…. maka satu-satunya pesan yang tersampaikan adalah proses komunikasi tidak berjalan dengan baik. Dan itu bukanlah kesalahan dari komunikator semata.




Semoga saja tidak ada lagi yang berpikiran atau berniat untuk menghentikan nafasnya secara mandiri. Seharusnya kita semua tenang saja, Freud juga mengatakan bahwa tujuan semua hidup adalah mati. Tetapi tidak ada sebaik-baiknya mati kecuali karena kehendak yang Maha Kuasa.

Life is like a riding a rolloercoaster, once we got so high and laugh so loud, and in a second we got down and screaming till we can't hear our voice. Life is like a riding a rollercoaster, and like every game in a festival, it got it's own time to stop. Don't need to worry. It's just a life.

What is…, What if….

19 Jun 2017

What is life?
Is it when you woke up at 5 am in a morning?
Is it when you stare at your smile photo on your wall?
Is it when you take a deep breath every time you heard someone name?
Or is it when you look down at your bare feet on a ground?

What if it’s not the life you want?
What if every time when you awake in the middle at night and you start thinking about your life?
What if when you stare at your smile photo on your wall and you only find the sad person behind the frame?
What if you wish you’re not losing your breath every time you heard someone name?

What is happiness?
Is it kind of something you can find in a piece of clothes?
Is it kind of something you can buy at your smartphone?
Is it kind of something you can borrow at library?
Or is it kind of something you can find on the palm of your hands?

What if you don’t want that kind of happiness?
What if you want happy in another way?
What if you want to be happy without have to doing nothing?

What is love?
What if you want to be loved without have to losing yourself?
What if you want to life happily and feel the love at the same time but when you stare at you smile photo on your wall you only find emptiness?


















I want a life
Everybody wants a life
But what kind of life do we want?


I want to be happy
Everybody wants to be happy
But what kind of happiness do we want?

I want to be loved
Everybody wants to be loved

But, do we deserve to be loved?

What is quarter life crisis and why it’s good for us?

10 Jul 2016

via go think big

Assalamualaikum, halo apa kabar kalian? Semoga baik dan bahagia selalu.
Sudah lama sekali ya rasanya sejak terakhir kali saya menulis di blog ini. Oh iya, sebelumnya saya mohon maaf lahir dan bathin ya. Mumpung hawa-hawa ketupat dan opor ayam masih hangat diantara kita :p, maafkan ya kalau saya ada salah yang disengaja ataupun yang tidak disengaja :)

Well, seperti judul diatas, tulisan kali ini saya ingin membahas mengenai quarter life crisis. Apa itu quarter life crisis? Kenapa kita mesti mengalaminya? Apakah itu hal yang normal? Ataukah hanya saya yang merasakan hal tersebut? Ayo ayo kita bahas sama-sama (atau yang kali ini biarkanlah saya yang membahasnya duluan dan silahkan kalian respon di kolom komentar di bawah)

Belakangan ini saya sering susah untuk tidur. Walaupun pada dasarnya saya sangat suka tidur, tapi untuk tidur di malam hari adalah kegiatan yang sulit saya lakukan belakangan ini. Juga, belakangan ini pikiran saya jadi lebih aktif bekerja. Ada banyak sekali kata-kata yang bekeliaran di otak ini. Mulai dari “apa yang akan terjadi besok ya?”, “apa yang akan saya lakukan untuk masa depan saya?”, “apakah yang saya jalani saat ini sudah benar?” “saya takut kalau sudah lulus nanti saya tidak bisa membahagiakan orang tua”, “apakah saya sudah bahagia?”,dan  “kapan jodoh ku datang ya Allah *oke yang ini agak curhat hahaha*” dan segudang apakah-apakah lainnya yang menjerumus ke arah ketakutan mengenai hidup yang fana ini.

Intinya, bagi saya belakangan ini life is a bit bitchy.

Akhirnya saya ingat, kalau saya pernah menemukan artikel mengenai quarter life crisis. Karena penasaran akhirnya saya klik lah link artikel tersebut. Secara singkat artikel itu membahas persis seperti perasaan-perasaan gundah-gulana yang sedang saya alami saat ini. Tapi saya tidak puas dengan penjelasan di artikel tersebut. Jadinya saya googling lagi, dan menemukan banyak sekali artikel mengenai quarter life crisis. Tapi sekali lagi, tidak satupun dari artikel-artikel itu yang menjelaskan kenapa kita mengalami quarter life crisis. Hampir semua dari artikel itu berisikan kalimat-kalimat motivasi untuk tetap santai dalam menjalani hidup. Karena quarter life crisis adalah hal yang sangat normal dalam hidup. Blah, yang saat ini saya cari itu penjelasan, bukan pembenaran -_-

Oh iya, sebelum terlalu jauh melangkah kita harus tahu dulu apa itu quarter life crisis?
Jadi, according to Wikipedia quarter life crisis is period life ranging from twenties to thirties in which person start to feel doubtful about their own lives brought on by stress of becoming an adult.

Secara singkat kita dapat mengartikan quarter life crisis adalah fase yang dialami oleh mereka yang berusia 20-30 tahunan yang mulai mempertanyakan mengenai hidup dan cenderung mengalami stress karenanya. Kalau kamu berumur 20-30 tahun dan mulai mempertanyakan hidup, mulai merasa ditinggalkan oleh teman-teman yang entah karena mereka sudah memiliki kesibukan masing-masing ataupun sudah sibuk ngurusin rumah tangga sementara kamu masih gitu-gitu aja atau kamu mulai mempertanyakan maka kebahagiaan yang hakiki itu apa, well… welcome to the club.

Oke, seperti yang saya katakana pada paragraf sebelumnya. Ada banyakkkkk sekali artikel mengenai quarter life crisis, tapi sayangnya semua berakhir pada kalimat motivasi yang meyakinkan kita untuk tetap santai dan tenang dalam menjalani hidup.
Saya setuju sih untuk tetap tenang dalam menjalani hidup, tapi santai? Saya rasa tidak. Satu-satunya alasan mengapa quarter life crisis is good for us adalah dengan mengerti dan memahami fase kehidupan ini kita bisa bersiap dalam menjalani hidup. Kadang memang seru aja menjalani hidup dengan penuh spontanitas, tapi untuk beberapa hal, dude, we should have a plan.

Seharusnya quarter life crisis sudah dimengerti oleh para remaja, kenapa? Ya supaya mereka gak kaget pas di usia segitu hidup tidak seseru film-film romantic comedy yang sering kita tonton. Dengan memahami quarter life crisis setidaknya kita bisa berjaga-jaga untuk tetap bisa survive dalam menjalani hidup. Karena seperti yang bapak dosen saya bilang pas mata kuliah crisis management, crisis itu bisa terjadi karena tidak menaati aturan yang ada. Untuk hal ini mungkin peraturan yang dimaksudkan ialah aturan-aturan atau budaya yang sudah melekat dengan diri kita sejak lahir. Tetapi, pada dasarnya crisis dapat diprediksi. Bagaimana? Ya dengan menganalisis aturan mana yang kita langgar hingga crisis itu bisa terjadi. Lagipula crisis itu ada tahapannya, jadi kita makin mudah untuk mengaturnya *cihuy*.

Tahapan pertama dalam masa crisis adalah pre-crisis, yang dimana pada masa awal ini crisis belum terlihat tapi sudah bisa dirasakan. Ya seperti kita mulai berpikir apa yang salah dengan diri atau apa yang kurang dari hidup ini. Lalu selanjutnya, acute crisis stage; ini adalah masa dimana crisis sudah mulai dapat dilihat, seperti kita mulai menyadari kalau teman yang sering ajak keluar atau nongkrong bareng ya itu-itu aja. Atau ketika diajak kemana-kemana kita lebih memilih untuk kerja ya karena ada sesuatu yang kita kejar. Dan yang terakhir itu adalah post crisis stage ini adalah fase akhir dalam crisis itu. Akhirnya kita bisa tenang dan bisa kembali fokus dalam menjalani hidup.

Dalam menjalani quarter life crisis, kita perlu rencana untuk menyelesaikannya. Karena sekali lagi, buat saya quarter life crisis hadir bukan untuk dibenarkan tetapi hadir untuk membuat kita lebih sigap dan dewasa dalam menjalani hidup. Dengan mulai mengumpulkan fakta-fakta hidup, membuat rencana hidup jangka pendek dan panjang, dan tidak lupa berdoa serta 2,5% bagi fakir miskin, insya Allah semuanya akan kembali lancar :p
Bagi saya, kita perlu membuat life crisis management plan, karena dengan demikian kita dapat mencegah kemungkinan buruk yang bisa menimpa hidup kita.

Walaupun teori yang diatas itu sebenarnya step-by step untuk mengatasi krisis dalam perusahaan, tapi sebagai manusia yang muda dan kreatif semuanya bisa kan dicocok-cocokkan (mungkin inilah yang dinamakan cocokologi haha)

Yah seperti itulah, saya sendiri sudah berusia 23 tahun. Dan baru menyadari kalau saat ini sedang mengalami quarter life crisis, makanya jadi heboh gini. Sedihnya saya tidak mempersiapkan diri ini lebih awal, tapi setidaknya tidak ada kata terlambat kan untuk memulai membuat crisis life strategic and management plan supaya tidak tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.

Saya harap kalian juga sudah siap dalam menjalani fase kehidupan ini. Karena setelah itu, ternyata masih ada fase selanjutnya. Yaitu midlife crisis. Tapi natilah kita bahas itu, setelah kita akan mendekati usia 40 tahun. Atau kalian sudah penasaran seperti saya, go gooling and you can find a tons of article about it. Tapi jangan kecewa kalau kebanyakan dari mereka hanya sebatas menyemangati karena pada dasarnya hanya kita yang bisa membuat keputusan dalam hidup kita ini. Jadi lebih beranilah untuk membuat rencana hidup (lah ini apa namanya kalau bukan kalimat motivasi juga? -____-“)

Sudah ya, semoga tulisan ini bermanfaat. Ini sudah lewat tengah malam dan saya sudah harus berusaha lebih giat lagi supaya bisa secepatnya tertidur.


Until we meet again :)

Bahagia Itu Sederhana (?)

6 Apr 2016

via tumblr

Assalamualaikum, halo apa kabar kalian?

It's been forever since the last time saya nge-blog. Entah kemana kalimat-kalimat yang sudah tersusun rapi di dalam pikiran ini perginya. Yang pasti niat untuk rajin nge-blog itu selalu ada sebenarnya, tetapi ya sekali lagi.. i beat by procrastinate ;p

Beberapa waktu belakangan ini saya sedang sering sekali nongkrong di YouTube, mungkin karena tv sudah terlalu banyak tontonan yang busuk. Dan di tengah-tengah kegiatan nongkrong itu, saya menemukan sebuah kalimat yang di ucapkan oleh salah satu beauty vlogger yang sering saya tonton belakangan ini.

"People want you to be happy, but they won't you to be happier than them", Titan Tyra

For some reason, apa yang dikatakan Titan itu benar (setidaknya untuk saya). Pertanyaannya kemudian adalah apakah kita memang seperti itu? Atau kita bersikap demikian hanya untuk beberapa pribadi saja? Hmm...

Kita memang tidak bisa memaksakan semua orang menyukai kita. Akan selalu ada yang bertentangan dalam hidup ini. Dan karena itu lah kita dikatakan "hidup". Kadang mungkin kita terlalu sibuk untuk membuat orang lain kagum dengan kehidupan kita, sampai kita sendiri lupa apa makna kebahagiaan. 

Berbicara mengenai makna, menurut kalian apa artinya bahagia itu? Apa menurut kalian bahagia itu memang sederhana? Atau mungkin kita hanya harus mengumpulkan bagian-bagian kecil dari hidup untuk membentuk sesuatu yang sederhana kemudian bahagia? 

Atau mungkin bahagia memang tidak sesederhana apa yang dikatakan orang-orang? Karena mungkin sebenarnya kebahagiaan hanya perlu dirasakan tanpa perlu dipikirkan?



Entahlah...

Weekend Getaway

4 Feb 2016

Assalamualaikum.. Hai, apakabar kalian? Semoga baik saja ya. 

Weekend kemarin adalah salah satu weekend yang seru buat saya. Karena akhirnya ada juga kegiatan "jalan-jalan" yang sebenarnya saya lakukan (karena sekarang saya masih liburan semester kuliah dan satu-satunya kegiatan jalan-jalan yang saya lakukan adalah jalan-jalan seputaran tempat tidur saja). Jadi singkatnya hari sabtu pagi kemarin, saya dan keluarga saya berangkat ke Puncak untuk berlibur. Selain untuk berlibur juga sekalian buat merayakan ulang tahun keponakan saya yang ke sembilan. Sebenarnya malam sebelum kami berangkat saya agak pesimis sih kegiatan jalan-jalan ini terlaksana, karena pada jumat malam Pakde saya minta diantarkan ke UGD karena kepalanya terasa tak enak. Tapi sebenarnya walaupun kegiatan jalan-jalan ini gak jadi juga gak papa sih, yang penting Pakde sehat walafiat. 

Syukurnya, tidak ada yang serius dengan kesehatan Pakde. Dannnn jadilah kami berangkat sabtu pagi ke puncak. Saya senang sih akhirnya bisa escape sementara dari Jakarta dan bisa melihat-lihat pemandangan yang hijau-hijau. Kami berangkat pukul 08:00 WIB, dan ternyata (saya baru tau sih) walaupun berangkat pagi kami akan tetap terkena macet di jalan tol. Untungnya ketika macet melanda, ada banyak abang-abang penjual gemblong. Tadinya saya gak tau apa itu gemblong, sampai akhirnya makanan manis itu mendarat dengan sempurna di mulut saya dan saya jatuh cinta pada kunyahan pertama! :')

Okay, sebenarnya saya memang doyan makan. Tapi serius, gemblong itu ternyata enak ya! Bisa membuat maklum akan jalanan yang macet. Setelah melewati pintu tol, dan kayaknya itu sudah masuk ke Bogor arah Puncak, kami singgah untuk makan. 

Lapar~
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. Kami akhirnya tiba di penginapan, namanya Alfa Resort. Tempatnya bagussss, apalagi room yang kami pesan. Kamarnya ada tiga, family size gitu, muat buat bocah-bocah lari-larian. Rumah itu memiliki banyak jendela-jendela, dan itu membuat saya bertekat kelak kalau punya rumah mau dengan model seperti itu. Suhu disana sih tidak terlalu dingin, dibandingnya dengan suhu yang saya ingat ketika berlibur bersama teman-teman kampus di Puncak juga. Tapi syukur sih, karena saya gak bawa jaket tebal. 

Kegiatan selanjutnya yang kami lakukan ialah....makan! Tentu saja! Kayaknya gak ada kegiatan yang paling pas untuk dilakukan selain makan dan bermain ketika berlibur. Dan serunya keponakan-keponakan saya yang di Jakarta ngumpul semua (sebenarnya cuma tiga sih hehe). Karena mereka cowok semua pasti deh mainnya kalau bukan futsal, main tembak-tembakan atau lainnya. Untungnya mereka semua lovely sekali. 

Meet Aska, Rafa, and Reza

Keponakan saya ini lucu-lucu sekali. Entah karena mereka adalah keponakan saya atau memang karena mereka sudah lucu dari sananya. Aska, yang paling kecil itu bercita-cita jadi Zombie (kids nowadays -___-"). Yang ditengah itu adalah keponakan saya yang akan ulang tahun hari minggunya, dia sih kalau tidur kayak kipas angin, alias mutar terusss. Nah, kalau yang terakhir itu adalah Reza, walaupun badannya besar tapi dia itu adik dari Rafa. Oh ya, salah satu alasan kenapa saya sayang sekali dengan keponakan-keponakan saya ini adalah karena mereka walaupun lagi marah atau jengkel sama saudaranya akan tetap menyebut kata sayang. Misalnya "gak gitu mas sayang!"  (dengan muka marah), atau  "ade sayang! mas kan gak bolehin!" (dengan muka marah dan suara tinggi).

Back to kegiatan liburan. Sorenya para bocah mulai merengek-merengek minta berenang. Saya juga kepingin sih, tapi sayang gak bawa baju renang :(. Akhirnya saya cuma menemani saja di pinggir kolam. 

Swim...swim..
Aska yang cuma berani di pinggir kolam :')
Tapi sayangnya kami harus segera kembali ke kamar atau rumah tempat kami nginap, karena hujan turun. Dan malamnya kami keluar untuk mencari makan...indomie. Huhuu, memang sih dingin-dingin seperti itu enaknya makan indomie. Kami akhirnya mendapatkan tempat makan yang posisinya cuccok binggo. Karena dari sana kami bisa melihat kemerlip lampu kota Bogor. Sayangnya kamera hp tidak bisa menangkap gambar tersebut (syedihhh...). Setelah makan kami keliling-keliling untuk mencari kue ulang tahun, tapi sayangnya gak ada. Yang banyak malah toko-toko arab/india gitu. Jadilah besok ulang tahun Rafa dirayakan tanpa kue, untungnya anaknya gak banyak protes hehe.

Nah keesokan paginya saya bangun cepat. Untuk jalan-jalan keliling resort, dan foto-foto pastinya. Pemandangan dari resort itu indah sekali! Membuat saya kangen Malino :'(

Morning view, yang ketutupan kabut itu gunung loh :)
Birthday boy, Rafa..

Koboi (?)

GMZ maksimal :'))
Cafe yang ada di resort

Dan akhirnya setelah sarapan, kami pun bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Back to reality...
Meskipun begitu saya senang sekali dengan liburan akhir pekan ini! Dan semoga hari-hari berikutnya akan menyenangkan juga ya. Amin!


Alhamdu..lillah :)

Why do i do this?

21 Jan 2016

Assalamualaikum, hai.. apa kabar? Semoga baik saja.

Saat saya menuliskan postingan ini sudah pukul setengah dua pagi. Yes, belakangan ini jadwal tidur (dan tentu saja jadwal bangun) saya berantakan. Kantung mata yang mulai menghitam jadi saksi kalau saya susah tidur cepat. 

Oh ya, selamat tahun baru! Walaupun sudah berlalu 21 hari tapi tetap saja ini tahun yang baru untuk dijalani. Dan selamat ulang tahun untuk Kak Sabda. 

Sebenarnya ada pertanyaan yang selalu berulang-ulang di kepala saya belakangan ini. Dan mungkin itulah yang membuat saya jadi susah untuk tidur cepat (selain karena memang saya tidak punya kesibukan yang bisa membuat saya lelah dan bisa tidur di jam normal). Well, sekarang saya sudah memasuki semester 4. Which means, ini adalah saatnya saya menyusun thesis guna mencapai gelar magister di bidang corporate communications *ciyeilah kaku banget bahasanya*. Dan sejujurnya perkara menyusun karya ilmiah memang tidaklah pernah mudah. Beruntunglah saya karena dikelilingi oleh orang-orang yang punya antusiasme yang sama dibidang penelitian. 

Tetapi sesungguhnya masalah penyusunan thesis ini bukanlah hal yang paling membebani pikiran saya belakangan ini. Bila boleh jujur, saya mulai takut. Iya takut... untuk menghadapi masa depan.

Hmm...

Secara singkat yang menjadi pikiran saya adalah, "apa yang akan saya lakukan setelah lulus s2?". Pertanyaan yang sangat tricky menurut saya. Dulu, ketika lulus s1, saya langsung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Tidak mau bekerja dulu, tidak mau punya rutinitas yang boring, dan sebenarnya saya belum mau berhadapan dengan tanggung jawab dan bla bla bla urusan kantor lainnya. Selain itu, saya juga berpikir bahwa cita-cita saya dari dulu ialah ingin menjadi seorang pengajar. Maka dengan modal nekat (dan ngambek) saya memberanikan diri untuk meminta kepada kedua orang tua saya untuk melanjutkan sekolah. Sementara di sisi lain kakak saya menyarankan untuk bekerja dulu baru melanjutkan kuliah. Tetapi saya masih ngotot dan akhirnya disinilah saya sekarang... Jakarta.

Malam ini, setelah ngobrol seperti biasa dengannya saya jadi makin galau dengan masa depan saya. Apa yang akan saya lakukan setelah lulus? Tidur saja dan main game pokopang? Atau tunggu dilamar saja dan menjadi ibu rumah tangga? Atau ikutan program MT di perusahaan BUMN? Atau ikutan daftar CPNS? Atau bikin perusahan konsultan komunikasi? Atau ikutan kursus make up dan jadi MUA? Atau apa?

Beribu-ribu "atau" itulah yang membuat saya jadi tidak bisa tidur :(

Saya takut..

Takut ini semua tidak membawa saya kemana-mana. Saya takut karena ternyata semakin saya membaca banyak hal semakin saya merasa bahwa diri saya ini kecil. Saya takut pengorbanan yang dilakukan kedua orang tua saya tidak membuat mereka bangga kepada saya. Saya takut kalau pilihan yang saya ambil saat ini salah...

*SIGH*

Ketakutan-ketakutan itu akhirnya membuat saya googling. Dengan sangat dangkal saya menuliskan keyword di google "apa yang harus dilakukan setelah s2?". Dan kebanyakan artikel yang saya dapat ialah menjadi seorang dosen/peneliti. 

Saya memang sangat ingin menjadi dosen dan juga peneliti. Profesi yang mulia menurut saya karena membagikan ilmu kepada banyak orang. Tetapi sekali lagi, saya takut kalau apa yang saya pelajari selama ini belum cukup untuk berprofesi seperti itu. Kemudian saya terus mencari-cari artikel menarik untuk di baca. Dan saya menemukan satu artikel yang cukup panjang dan memiliki banyak komentar. 

Inti dari artikel yang saya baca itu sama persis dengan ketakutan dan kekhawatiran yang saya rasakan. Begitupula dengan orang-orang yang berkomentar di artikel itu. Saya baca semua komentar itu dan membuat kekhawatiran saya jadi mulai berkurang. Artikel itu mengingatkan saya kalau tidak ada yang sia-sia dengan melanjutkan sekolah. Dan juga membuat saya lebih bersyukur sebenarnya, karena banyak orang di luar sana yang ingin melanjutkan pendidikan tapi banyak halangan. 

Di dalam artikel itu menyebutkan bahwa yang paling penting itu bukan motivasi, tetapi komitmen. Satu hal yang saya akui kurang dalam diri saya. Dan mungkin karena itulah saya jadi gampang goyah dan ketakutan. Mungkin satu hal yang perlu saya lakukan ialah terus berkomitmen, pada apa yang saya cita-citakan. Pada janji untuk mama bapak di Makassar. Dan pada ilmu yang saya dapat selama ini.

Saya harus yakin, kalau tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini. Insyallah...

Mungkin tulisan ini agak random, maklum ya saya sedang bingung. Dan bagi kalian yang juga mengalami kebingungan mengenai hidup, yakinlah..kamu tidak sendirian.

Semoga kita semua selalu bisa berkomitmen, pada apapun itu.

Amin.

p.s : dan mungkin komitmen ini harus dimulai dengan menyelesaikan membaca buku-buku yang sudah lama saya anggurkan.

When Life Give You A Lemon..

23 Des 2015

Assalamualaikum, halo apakabar kalian? Semoga sehat selalu dan tidak terkena flu, because as we know.. sekarang ini selain musim durian, juga musim sakit karena cuaca yang so so. 

Sudah lama sekali ternyata saya meninggalkan blog ini. Padahal dibilang sedang sibuk juga tidak sih. Cuma memang entah mengapa hasrat menulis di blog perlahan mulai loyo. Niat awalnya sebenarnya saya mau mengerjakan tugas UAS, berhubung ini sudah memasuki last week. Dan...new year's eve is coming!

OMG!

Doesn't time flies so fast? dan saking cepatnya waktu terasa berlalu sampai-sampai saya menyadari kalau kita semua has grown up in different ways. 

Hari ini saya bertemu dengan teman duduk saya selama kelas dua SMA. Namanya Cipluk. Perempuan yang selalu saya jambak-jambak dulu pas jaman SMA. Bukannya saya jahat sih, cuma karena saking gemasnya dengan dia kami sering main jambak-jambakan hehe. 

To be honest, saya adalah anak yang sangat-sangat malas ketika kelas dua SMA. Dan mungkin Tuhan selalu tahu yang terbaik bagi hambanya hingga Ia mengirmkan si Cipluk ini menjadi teman duduk saya. Sebenarnya saya dan Cipluk sudah sekelas dari kelas satu (bahkan sampai kelas tiga!) tapi karena berbeda pergaulan makanya saya belum terlalu akrab dengan dia ketika kelas satu. Okay, ketika naik kelas pun sebenarnya saya agak terpaksa duduk sebangku dengan dia. Maklum, kami tidak akrab, tapi siapa sangka dia adalah anak yang sangat baik (dan rela menolong a.k.a ditodong oleh saya haha)

Singkat cerita, ketika kelas dua itu saya jarang menulis catatan. Untuk setiap mata pelajaran! Dan untungnya Cipluk dengan kebaikan hatinya selalu menuliskan catatan untuk saya, sementara saya malah menguasai hp nya dengan berfoto-foto atau kabur keluar kelas bersama teman-teman saya. Kedengarannya memang saya jahat ya? Tapi sebenarnya kami ini team, walaupun kebanyakan dia yang gak enaknya hahaha. 

Hingga akhirnya ujian demi ujian berlalu dan kami naik kelas. Sayangnya ketika naik kelas tiga kami tidak setempat duduk. Yah...sayang sekali. Tetapi di depan tempat duduk saya masih ada teman bernama Ita yang juga sama malaikatnya dengan Cipluk (re: rela menuliskan catatan saya ;'p). 

Everyone has their own high school drama. Begitu pula dengan saya. Kelas tiga SMA adalah masa yang paling tidak bisa saya lupakan. Segala bentuk drama yang lebay, nda penting, dan sebenarnya tidak perlu terjadi..semua saya alami. Pertengkaran dengan teman yang sehati, sampai perpecahan geng. LOL!. 

Sebagai tahun terakhir, sebagian teman-teman saya ingin membuat acara yang dapat dikenang, tetapi entah mengapa malah menimbulkan percekcokan...dan yang lucunya sampai Cipluk terbawa-bawa dan digosipi sebagai pengkhianat. Benar-benar gosip yang tidak masuk akal! HAHA!

Tetapi ya namanya saja usia remaja, it's all because of hormones ;p

Walaupun agak lama, dan agak silly sih dua kubu yang tadinya bertengkar kembali berbaikan dan kami melewati masa-masa akhir SMA dengan damai. HAHA!

Hari ini saya bertemu lagi dengan Cipluk, walaupun kondisi saya kurang fit saya rela menembus debu dan terpaan sinar matahari Jakarta demi menemui Cipluk. Dan...ahhh saya jadi throwback lagi kemasa-masa konyol kami bersama! Rasanya waktu memang cepat berlalu. Kami bertumbuh dewasa dan punya teman-teman baru. Bahkan punya kenangan-kenangan lain yang bertumpuk di ingatan. 

Tetapi satu yang pasti, saya tidak pernah menyesal duduk sebangku dengan Cipluk :)
Cipluk yang saya peluk, saya? tentunya yang ditengah :D

Bertemu lagi :)

"so i'm gonna love you, like i'm gonna lose you.. wherever we're standing, i won't take you for granted.. cause we'll never know when we'll run out of time"

p.s : i always can't help my self not to laugh when i'm with you. please stay humble, stay kind, and always be my Cipluk :)



Berteman Dengan Diri Sendiri

17 Sep 2015

Assalamualaikum, aloha selamat hari kamis teman-teman yang manis! How's your day? I hope spent really well. 

Oh ya, hari selasa kemarin adalah hari pertama saya menjadi asisten untuk mata kuliah riset. Rasanya? Dag dig dug serrrr~ Agak lebay sih, tapi saya sangat senang! Ini rasanya seperti langkah awal untuk menuju masa depan yang lebih ceria hehe. 

Karena kemarin ngajarnya di kampus S1 jadi mahasiswanya masih bisa dikatakan dede-dede gemesh ya? hehe. Ketika masuk di kampus tersebut, saya jadi flashback ke jaman-jaman kuliah. Rasanya sangat berbeda, iya sih pasti akan berbeda. Mulai dari atmosfir hingga ke budaya kampus yang sangat-sangat berbeda dengan kampus Unhas (yang walaupun saya masih sedikit kzl dengan kampus tersebut tapi tetap saja saya bersyukur karena pernah berkuliah disana). Melihat mahasiswa-mahasiswa yang asik berkumpul dengan teman-temannya membuat saya sangat-sangat merindukan teman-teman saya (dear Endhyto, Nunce, Diah, Tri, Vivi, Pisang, Denny, Erwin, Adnan, Abang, Ayyal, Acos dan Great yakinlah walaupun kalian menyebalkan tapi ngangenin!)

Oke kembali throwback ke masa kuliah yang unyu-unyu. Dulu saya tidak pernah mau kemana-mana sendirian. Apalagi kalau ke kampus. Bayangkan kamu ke kampus dan tidak ada teman yang menemani, buat saya rasanya itu like hell. Tapi ternyata hari ini saya menyadari kalau tidak bisa selamanya kita bergantung kepada orang lain terutama untuk teman sih. 

Hal lain yang membuat saya sadar kalau kita harus tegar untuk berdikari adalah ketika selepas ngajar saya ke sebuah rumah makan cepat saji dekat kampus untuk makan. Di sana saya melihat lagi sekelompok dede-dede gemesh yang sedang kerja kelompok. Duh, saya jadi ingat, saya dan teman-teman saya sering mengerjakan tugas di Mcd. But time flies and friends got their own business. 

I look at my self and thinking. Sekarang apa-apa saya kerjakan sendiri. Kerja tugas sendirian, makan juga kadang sendirian, ngurus ini itu sendirian. Tentu saya punya teman, tapi untuk beberapa waktu satu-satunya teman yang bisa menemani setiap kegiatan kita adalah diri sendiri.

Agak silly sih kedengarannya, tapi saya harus berteman baik dengan diri saya sendiri. Bayangkan kalau saya dan diri saya bermusuhan (walaupun kayaknya tidak mungkin ya). Kalau kata kak Sabda semalam, "kita bisa punya banyak teman, tapi kadang kita juga harus menyediakan waktu untuk diri sendiri". Saya tidak sedih sih karena harus melakukan segalanya sendirian, saya hanya rindu saja kepada teman-teman saya *hiks*



Gitu aja sih, udah dulu ya. Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi. Adios amigos!

Jendela Johari Dalam Riley "Inside Out"

6 Sep 2015

Assalamualaikum, halo apa kabar semua? Saya harap sih baik saja and i wish whoever just read my blog have a great saturday night ((because i don't really think my saturday night went well)). 

Tapi bukan itu sih yang mau saya bahas kali ini. Sebenarnya yang mau saya bahas dalam postingan kali ini adalah tentang film Inside Out. Well, walaupun film itu masuk dalam kategori animasi dan cocoknya memang ditonton sama anak usia remaja, tapi saya dan teman-teman saya tetap menontonnya dengan semangat (we all know that age is only the matter of number, right? :p)

image via google

Okay, back to the topic. Film Inside Out ini menceritakan tentang seorang anak perempuan yang bernama Riley. Riley adalah anak yang ceria, dan mempunyai hidup yang menyenangkan. Ia punya sahabat, dan keluarga yang sangat menyayanginya. Tetapi semua itu berubah ketika negara api menyerang (okay, lelucon "ketika negara api menyerang" memang sudah so yesterday sih tapi tetap saja itu lucu *at least for me hehehe). Tetapi ternyata kehidupan Riley berubah ketika ia harus pindah ke kota yang lebih besar karena ayahnya dipindah tugaskan. 

Sejak Riley dilahirkan ia tidak sendirian, tetapi ia bersama lima makhluk kecil yang berada di didalam kepalanya. Lima makhluk kecil tersebut adalah Joy, Sadness, Anger, Disgust, dan Fear. Yep, bila diterjemahkan secara ilmiah kelima makhluk tersebut adalah emosi yang ada di dalam setiap individu (bukan hanya Riley yang memilikinya, tetapi semua karakter dalam film ini juga memiliki emosi mereka tersendiri)

Singkat cerita, bukan hanya Riley yang harus membiasakan diri dengan keadaan di lingkungan baru. Tetapi juga emosi yang ada didalam dirinya harus membiasakan diri juga. Dan sayangnya karena emosi yang tidak seimbang menyebabkan Riley melakukan hal-hal yang tidak biasanya ia lakukan. Bahkan ada satu adegan di dalam film ini yang memperlihatkan sikap yang tidak biasanya orang tua Riley lihat pada diri Riley sebelumnya.

Tentu kisah Riley dalam film ini berakhir bahagia dengan membawa Riley dan keluarganya mengungkapkan perasaannya satu sama lain. Sebenarnya setelah menonton film ini membawa ingatan saya kembali pada salah satu teori komunikasi yang pernah dipelajari di kelas Bu Jeny (Komunikasi Antar Pribadi). 

Dalam ilmu Komunikasi dikenal adanya teori yang membahas mengenai konsep diri. Salah satu teori mengenai konsep diri yang paling terkenal ialah dari Johari Window. Dalam teorinya, Johari Window membagi menjadi empat bagian sebagai berikut :

image via google


Melalui teorinya, Johari Window telah menjelaskan kepada kita bahwa ada bagian-bagian dalam diri yang bahkan kita sendiri tidak dapat mengetahuinya tetapi orang lain mengetahuinya dan seterusnya. 

Konsep diri ini menurut saya sangat berpengaruh terhadap bagaimana kita mengontrol emosi kita dan juga bagaimana kita melakukan komunikasi kepada orang-orang disekitar kita. Pada paragraf sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa dalam akhir film Inside Out ini berakhir bahagia, karena Riley akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya kepada kedua orang tuanya. Masih berhubungan dengan teori dari Johari Window yang akhirnya membawa pemikirannya kepada konsep self disclosure atau pengungkapan informasi mengenai diri kepada orang-orang disekitar kita. 

Dengan melakukan self disclosure artinya kita telah membiarkan orang lain memasuki bagian-bagian atau jendela-jendela (seperti yang dibagi oleh Johari Window) yang ada didalam diri kita. Self disclosure ini dapat kita sebut sebagai curhat (semua orang pernah curhat kan?). Sadar ataupun tidak, ketika kita melakukan curhat maka kita membagi informasi mengenai pikiran, emosi, dan juga keinginan bahkan ketakutan yang ada di didalam diri kita kepada orang lain. Tentu moment self disclosure ini biasanya dilakukan hanya oleh dua orang atau tiga orang. Karena sesuai dengan konsep awal, self disclosure masih masuk dalam kategori komunikasi antar pribadi dimana pesertanya tidak lebih dari tiga orang.

Well, Riley dalam film ini memang berhasil melakukan self disclosure dengan kedua orang tuanya. Tetapi sayangnya tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut. Kenapa? Karena kembali lagi hal tersebut tergantung bagaimana kita mengenal diri kita dan jendela-jendela yang ada di didalam diri kita. 

Postingan kali ini lumayan serius ya? Yah, lumayanlah untuk me-refresh  kembali ingatan mengenai pelajaran kuliah (walaupun yang paling saya rindukan semasa kuliah adalah ngumpul bareng teman-teman sih hehe)

Sekian dulu ya postingan saya kali ini. Kalau misalnya ada yang salah dengan alur berpikir saya mengenai film Inside Out dan kaitannya dengan Johari Window, please let me know.

Oh iya,  bagi kalian yang belum nonton film ini coba deh kalian cari dvd nya atau cari di situs nonton film online. Karena film ini bagus maka saya menyarankan kalian juga ikutan nonton. Atau liat aja dulu traillernya di sini 


Good night!

Postingan Telat dan Curhat *hehe*

22 Agu 2015

Assalamualaikum, halo apa kabar kalian? Semoga baik saja.

Alhamdulillah sekarang bisa nulis di blog lagi. Jujur saya rindu sekali blogging. Sebenarnya saya tidak perlu merindu seperti itu, karena caranya simpel saja yaitu dengan buka laptop dan go blogging. Tetapi kemudian saya jadi harus merindu, dikarenakan ternyata di rumah saya sudah tidak mempunyai akses WiFi *hiks*.

Oh iya, saya mau mengucapkan minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin ya. Memang sih, lebaran sudah lama berlalu. Tapi tak apa ya, namanya juga baru dapat akses buat ngeblog hehehe. 

Ada banyak sekali hal yang ingin saya ceritakan di dalam blog ini. Saking banyaknya saya jadi bingung sendiri mau mulai dari mana -__-. Mungkin supaya lebih runut, akan saya ceritakan satu persatu. Dimulai dari saya mengobrak-abrik templates blog ini. Karena sudah bosan dengan templates yang lama akhirnya saya mengubahnya menjadi yang simple. Tapi saking simplenya sampai jadi sangat polos seperti ini hehehe. Mungkin nantilah akan saya hiasi lagi. 

Kemudian cerita berikutnya adalah cerita yang lagi hot di keluarga saya. Kita semua rasanya sudah tahu kalau manusia diciptakan berpasang-pasangan. Dan jika waktunya telah tiba, tidak ada yang bisa menghalangi persatuan dua anak manusia (kecuali Allah tentunya). Jadi di keluarga insya Allah akan bertambah anggota baru. Kakak saya yang pertama alhamdulillah kemarin telah melamar pacarnya, dan jika tidak ada halangan bulan Oktober mendatangan akan menikah. 

Rejeki, jodoh, dan kematian memang hanya Allah yang mengetahuinya. Siapa yang sangka kalau anak-anaknya mama dan bapak yang terpaut jarak umur yang cukup jauh malah mendapatkan jodoh dalam waktu yang berdekatan? hehe

Alhamdulillah, lebaran tahun ini sangat penuh dengan berkah. Secara berurutan saya bersaudara menyampaikan maksud keseriusan dengan pasangan masing-masing kepada orang tua. Sebenarnya ini bermula ketika pasangan saya (eyyakkk) dan keluarganya datang untuk bersilahturahmi di rumah saya pada lebaran hari kedua. Ternyata maksud kedatangan mereka untuk menyampaikan niatan serius menuju pernikahan. Tentu saya sangat bahagia, juga tidak menyangka. Tetapi, sebagai adik bungsu dan juga masih berstatus melanjutkan pendidikan saya akhirnya memilih untuk menjadi yang paling akhir menikah hehehe. Alhamdulillah keputusan tersebut disambut baik oleh keluarga saya dan keluarganya doi. Dan kemudian keesokan harinya, giliran pacar dari kakak saya yang nomor dua datang ke rumah bersama keluargany untuk menyaimpaikan hal yang sama. Dan sama seperti saya, kakak saya juga memilih untuk mendahulukan kakak lelaki kami menikah duluan tahun ini. 

Hidup memang selalu penuh kejutan. Siapa yang sangka senior, kakak, pelawak kampus yang pertama kali saya lihat di ruangan kelas yang sedang memperkenalkan organisasi ikatan mahasiswa ilmu komunikasi Indonesia lah yang akhirnya datang menghadap ke depan orang tua ku. Meminta izin untuk menjalankan perintah rasul. Jujur saya belum punya bayangan seperti apa kedepannya. Yang jelas saya cuma berharap agar doa-doa saya dan pacar saya setiap malam sebelum tidur didengarkan oleh Allah.

Saya mengetik ini sambil malu-malu loh sebenarnya. Dan juga saya mohon doanya yah teman-teman sekalian. Bila tidak halangan, insya Allah Oktober tahun depan saya sudah resmi menjadi master di bidang komunikasi dan juga melanjutkan ke fase hidup berikutnya. Oh iya, saya juga minta di doakan (hehehe maaf ya saya banyak sekali mintanya), saat ini saya sedang ditawari untuk menjadi asisten dosen untuk satu mata kuliah. Semoga ini adalah langkah awal menuju cita-cita saya sebagai seorang dosen. Amin.

Mungkin sekian dulu ya postingan saya kali ini. Insya Allah postingan berikutnya saya mau membahas soal makanan. Soalnya belakangan ini saya lagi hobi-hobinya membuat kue. 

Dadah!

Dari 05 sampai 69

26 Des 2014

Assalamualaikum, halo apakabar kalian semua? Saya harap baik saja dan tidak sedang sakit pinggang seperti yang saya alami sekarang.

Waktu memang tidak mempunyai kaki seperti manusia, tidak juga dianugerahi oleh Yang Maha Esa bentuk fisik seperti yang kita miliki. Tapi, hebatnya dia bisa lebih lincah atau gesit daripada kita yang berkaki ini. 

Oh iya, ini sudah hampir menjelang penghujung tahun. Artinya sudah sebelas bulan waktu berlalu bersama kita. Yap, hidup memang tidak akan pernah terasa sama disetiap waktunya. Tidak akan menjadi sama apa yang saya rasa dan yang kamu rasakan.

Hidup yang tidak sama lagi sedang saya jalani sekarang. Ketika akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan daratan Cendrawasih dan memilih untuk turut menambah sesaknya ibu kota. Saya bahkan masih takjub dengan keberanian ini. Entahlah, saya selalu merasa bahwa saya adalah perempuan penakut juga cengeng. Mungkin karena saya anak terakhir. Atau mungkin karena saya memang memilih untuk menjadi perempuan yang ada di dalam pikiran saya. Entahlah...

Akhir bulan Mei merupakan masa yang benar-benar sulit untuk saya. Mungkin tidak seberat karung-karung yang harus dipikul oleh para pemulung, atau mulut yang harus ditutup rapat-rapat oleh mereka yang suka berbohong. Berat saja rasanya. Bagi mereka yang bersama dengan saya ketika masa itu tiba pasti paham, walupun tidak sepenuhnya paham. Penghujung Mei benar-benar memilukan, dan ya...memalukan. 

Hidup memang tidak akan selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Bahkan ketika kebaya biru yang seharusnya bisa membanggakan kedua orangtua mu berubah menjadi pilu. Runtuhnya kebesaran hati benar-benar saya rasakan ketika itu. Masa dimana seorang yang berilmu seharusnya menjadi bijak malah berbuat sebaliknya. Mungkin saja ilmu yang orang-orang itu miliki terlalu tinggi untuk seorang Amalia Zul Hilmi memahaminya. Tapi setidaknya saya paham betul, bahwa kegagalan waktu itu merubah saya menjadi seorang yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Menjadi pengutuk, menjadi iri, dan sekaligus menyalahkan diri sendiri.

Tidak mudah untuk saya melewati bulan-bulan setelahnya. Hingga akhirnya September tiba dan toga yang sangat saya impi-impikan mendarat di atas hijab ini, terasa tidak ada gunanya lagi. Terlalu naif bila saya tidak mengatakan bahwa saya tidak bersyukur, hanya saja memang rasanya sudah hampa saat itu. Kaki yang kupunya sudah tidak ingin lagi berpijak di kota kelahiran ku sendiri.

Jakarta, Sheila On 7 pernah membuat lagu yang berjudul tunggu aku di jakarta mu. Saya juga pernah berjanji kepada seseorang untuk melangkah ke sana. Dan akhirnya burung besi menerbangkan raga ini kesana.

Saya akhirnya hidup di kota yang oleh televisi digambarkan kejam atau sesekali, mungkin lebih banyak digambarkan dengan kerlap-kerlip lampu. Kaget, mungkin itu kata yang tepat untu saya.

Ada banyak sekali kekagetan yang saya alami selama kurun waktu empat bulan ini. Mulai dari kaget kenapa banyak sekali orang yang ada di kota ini. Sampai kaget pada suatu malam saya demam dan tidak ada lagi orang tua yang bisa menjadi tempat mengeluh.

Jakarta memang keras. Tapi kadang, kerasnya Jakarta hanya seperti ombak ketika pasang tiba. 

Hidup ku tidak lagi terasa sama. Bukan lagi macetnya M'Tos yang harus dihadapi, tapi macetnya Tendean. Bukan lagi kiri daeng yang terucap, tapi mengetok langit-langit kopaja lalu turun dengan kaki kiri (karena kalau dengan kaki kanan akan terjungkal, yakinlah...)

Mungkin, dibalik kerasnya hidup disini membuat saya lebih banyak belajar selain di ruang kelas lantai 22 itu.  Seperti ketika saya menemani kakak saya untuk makan di sebuah mall, saya melihat satu keluarga yang dengan bahagianya bersantap makan bersama. Anak-anaknya bebas memilih makanan apa yang ingin mereka makan. Sampai ketika saya terbangun di  metromini 69 karena dimintai ongkos perjalanan. Kerneknya masih anak kecil, umurnya sama seperti anak yang saya lihat di keluarga bahagia tadi sorenya. Saya jadi tidak bisa tidur lagi. Malah terus menatap anak tersebut. 

Gilanya hidup. Ada yang bisa memilih sesuka hati apa yang bisa dimakan, dan ada yang harus mempertaruhkan nyawanya untuk makan apa yang bisa dibeli. 

Atau seperti pada suatu sore, saya harus rela bergelantungan dibawah ketek orang-orang yang baru pulang kerja. Kamu bisa bayangkan sendiri rasanya bagaimana. Sesak, apalagi saat lampu merah ada mobil yang mahal sekali dan hanya diisi oleh satu orang saja.

Menjadi sangat sabar dan harus maklum adalah sifat baru yang ada di diri ini. Sangat sabar ketika harus rela berdiri berjam-jam sebelum akhirnya ada yang turun dan gantian tempat duduk (mau itu di kopaja, metromini, atau busway sekalipun) sampai harus maklum ketika ada kernek yang menyebalkan atau bahkan saat menjadi minor di satu kelompok. 

Hidup memang tidak lagi sama. Seperti asap dari setiap kopaja, ada yang biasa saja dan ada yang hitam.

Hidup juga seperti itu. Kadang memang harus biasa saja dan mungkin beberapa kali harus kelam. Mungkin juga hari ini kamu naik pete-pete 05, dan besoknya kamu sudah naik metromini 69. Tidak ada yang tau kemana kaki akan membawamu. 

2014 sebentar lagi akan berlalu, tahun yang baru menanti. Hidup yang tidak akan sama setiap harinya akan selalu menjadi bagian dari hidup saya, kamu, dan semua orang. Saya harap kamu juga bisa menjad sangat sabar dan menjadi maklum. Tapi seperti yang pengamen kopaja 57 bilang "anak yatim makan tahu, rejeki mana ada yang tau". 

Semangat untuk kita semua! 

Dan kalau boleh mengutip kalimat yang pernah seseorang yang berharga di hidup saya bilang seperti ini "Pergilah kemana hati membawa mu, dan pulanglah ke tempat hati mu berada"

My Wish On This Holly Month

10 Jul 2014

Assalamualaikum, halo apa kabar semuanya? Saya harap baik saja.

Well, berhubung sekarang sedang bulan puasa I would like to say mohon maaf lahir dan bathin untuk kamu-kamu yang menjalani ibadah puasa. Semoga puasanya lancar-lancar saja eyyah.

Postingain kali ini saya mau sedikit curcol atau mungkin lebih ke my wish on this holy month. Sudah terhitung dua minggu lebih sejak saya menyelesaikan studi dan yappp sekarang saya sudah menyandang status jobless alias kurang kerjaan alias di rumah saja menunggu tujuan hidup selanjutnya datang *pardon my curcol*

Nah, ditengah kekosongan hati dan lambung ini *halah* saya jadi sering browsing. Segala jenis keyword sudah saya ketik di mbah Google. Hingga suatu hari saya berhenti pada satu keyword. It’s Nokia Lumia 1020. First saya mau nostalgia dulu ya hihi. Saya dan nokia sudah ibarat sahabat lama yang akhirnya bertemu kembali. Saya masih ingat dengan jelas handphone pertama yang diberikan oleh orang tua saya pas jaman saya SD adalah nokia 1100. Wuah, untuk ukuran anak SD pada jaman itu my phone is one of popular phone. Game snake yang unyu dan gak bikin bosan serta fitur making own ringtone juga jadi salah satu kegemaran saya selain baca kamus *trust me, baca kamus isn’t boring at all*

via Google (semoga bisa coming true secepatnya)

Saya sendiri bisa dibilang Nokia user, setelah masuk ke sekolah menengah lanjutan saya juga masih menggunakan produk nokia. Begitu juga seterusnya pas masuk SMA dan kuliah. But, unfortunetly pas semester 2 ketika saya masih kuliah my favorite Nokia hilang-raib di kelas. It’s really broke my heart. Soalnya itu adalah nokia N79, dan itu adalah gift dari orang tua saya -__-“

Akhirnya, singkat cerita smartphone lain datang silih berganti. But still, rasanya masih nokia deh yang nyangkut dihati. Ini rasanya kayak kalau kamu sudah merasa stuck sama someone, susah coy move on nya hihihi.

Okay back to Nokia Lumia 1020. Sebagai penggemar Katy Perry; yang juga menggunakan handphone ini di video clipnya saya juga jadi makin penasaran tentang produk nokia yang satu ini. Akhirnya saya mulai browsing tentang smartphone ini. And guess what? Saya kembali merasakan yang namanya love at a first sight *eciyeee*

Roar-Katy Perry (via: google)

Dengan fitur-fitur yang dimiliki oleh Lumia yang satu ini, siapa sih yang gak jatuh cinta? Bayangin aja ada smartphone dengan berat 158g, terus udah gitu lensa kameranya itu lensa zeis yang gak perlu diraguin lagi dong ya. Next, aplikasi fotografinya lengkap banget. Ini juga pas buat saya yang masih berjiwa muda (re: who’s not like photography nowadays? ;p) terus lagi nih ya, smartphone berbasis windows ini juga didukung dengan audio yang bagus. Dan yang paling saya suka ialah di nokia lumia satu ini masih ada aplikasi radio yang yah memang banyak sih pilihan aplikasi lainnya untuk mendengarkan music tapi beda dong rasanya dengar lagu di radio hehe. Kalau untuk soal ketahanan dan fleksibilitas rasanya untuk setiap produk nokia gak perlu diragukan lagi. Nokia ini tahan banget, untuk semua tipe ponselnya ya. Dan like the other smartophone, Nokia yang satu ini juga bisa memungkinkan saya untuk bergaul di jejaring social.

Oke deh, saya benar-benar in love sama nokia Lumia 1020 ini. Dan seperti yang saya bilang diawal, postingan ini jadi postingan wish saya di bulan suci ini. Yap, to have nokia Lumia 1020. Saya sih udah mulai nabung ya, dan semoga saja bisa segera bersatu kembali dengan Nokia.

Oh iya, tulisan ini saya ikutkan untuk campaign Nokia Lumia #Honestly Give Away Unik Untuk Kita. Semoga ya dewi fortuna berada di atas kepala saya dan tulisan ini, jadi mimpi saya untuk mendapatkan Nokia Lumia 1020 bisa jadi kenyataan.

Amin :)
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS