Pilihan. Memilih. Terpilih

9 Feb 2012

Tentang pilihan kawan, tidak akan pernah menjadi sesuatu hal yang mudah.
Tidak semudah mencampurkan putih dan merah kemudian dengan sedikit adukan mereka menjadi warna baru.
Tidak juga akan menjadi begitu sulit.
Tidak sesulit melafalkan kalimat apa saja dalam bahasa yang benar-benar asing bagi lidah dan bibir.

Pun memilih juga tidak begitu berbeda.

Layaknya seorang petualang yang tengah dihadapkan pada dua jalur yang berbeda.

Menjadi terpilih juga tidaklah sebegitu menyenangkannya.

Bagai lansia yang terjebak dan pesta kembang api.

Maksudku kawan, mereka tidak akan pernah menjadi mudah untukku ataupun untukmu.


Hidup kita dikelilingi oleh banyak pilihan.

Mereka layaknya lingkaran yang tak ada habisnya.
Tidak berakhir hanya dengan dua atau tiga saja.

Lalu setelah kita menghabiskan banyak detik dalam hidup, kita akhirnya memutuskan untuk memilih.

Kita memilih pilihan mana untuk kita nikmati. Lalu mengabaikan pilihan-pilihan yang lain.
Apakah setelah memilih itu kau akan tenang?
Entahlah kawan.

Kita; aku dan kamu akhirnya tersadar.

Setelah pilihan dan setelah memilih, kita memiliki apa yang telah terpilih.
Entah itu kita dapatkan dengan peluh ataukah dengan senyum.

Aku hanya ingin memberimu sedikit nasihat. Berdetik-detik dalam hidup yang telah kita jalani dengan bermacam pilihan, juga dengan keberanian untuk memilih, maka jangan pernah kau sia-siakan apa yang telah terpilih. Karena waktu terus berlari, tanpa pernah menghiraukan kita; aku dan kamu.




"Aku mungkin pilihan yang kesekian dalam hidupmu, tetapi kau telah memilih untuk mengabaikan pilihan-pilihan yang lainnya untukku. Wajar saja aku kau sebut sebagai yang terpilih. Karena aku memang yang Ter-untukmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS